Di bawah pohon pinus
yang rentah
Ku jumpai cemara
memelas menatap rotannya
Jiwa yang mulai lemah,
keriput, dan gugur bau tanah
Kemarin lusa tersantap oleh
rayap betina
Aku bersandar di bahu
tuanya..
Ku dekap ia dan ku cium
tengik aromanya
Ku rakit sajak ini ketika
kamboja turun di daun mangga
Melayang-layang dan
menggelepar lantas tergolek karena bayu yang durhaka
Sang bayu mengamuk
karena sesak dadanya
Belibis putih
tawanannya tak kan lagi gadis baginya
Percik-percik air pancuran
semburat menyentuh lembar karangan
Melunturlah tintanya,
mengelirlah hitam di atas judulnya
Cipratannya angkuh
bagaikan tumpahan kopi tubruk di majalah
Teruntuk A.A.F
Engkau mengundangku
mencium lembab udara nafasmu
Nafasmu yang sekarat
seakan mengusik gosipan berudu
Ketika engkau berlari
di kaki bumi, bulu matamu jatuh dan kabur
Melayang-layang dan
terbawa oleh arus pipa pinggir kali
Kau tahu siapa aku..
Tapi kau tak tahu siapa
namaku..
Tiada mengenal dan
saling berkenalan
Kau adalah merpati putih
tawananku..
Merpati dengan seribu
bulu-bulu ghaib
Telah ditegakkan
sayap-sayap yang tegas mengitari kepulan awan
Berkelana hingga
kepelosok bumi sebrang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar