Seringnya mengambang
di telan nelangsa
Menghimpun duka
dalam aljabar asmara
Terpaku luka
diantara sekat papan
tak bertuah
Berbalut sepi
menyandang risau dalam
hujatan
Aku terpasung
bersandar di atas
kepedihan
Berkerudung hitam penadah
rintik menerjang
Berbalut sekian
benang merajut legam tersirat
Searah gejolak
petir jua gelegar
guntur meneguk aral
Perjelas kejora
enggan terpotret mengeruk
jagad
Malamku menggelap
tiada walau
Bergeming lirih
menyandang kekidungan purnama
Turuti pengadu
batin pertajam hasrat
merenggut insan
Walau ku
tahu nasib rindu
kian membara tak
berujung
Tersangka sebab
membukti malam enggan
berbinar
Jua temaram
merangkul memangku mentari
Enggan terjamah
senyum membingkai hari
Aaaahhhhh....
Haruskah ku
pendam hasrat yang
melambai ?
Memaksa raga
mengibarkan di tengah
belenggu
Menari indah
di atas tangis
raga mendesau lirih
Tersaksikan rintik
membunuh rasa yang
menggebu
Jua rindu
tak berujung sudutkanku..
Mencoba bercermin
di tengah pahitnya
kelam
Bersisir emas
memilah helai diantara
hasrat nan raga
Bermuara menuju
pekat menyongsong esok
Nazarku demi
semburat rintik nan
purnama
Binarkan senyum
yang nyaris terkubur
tak bermassa
Ku bela
raga yang kian
mati terbunuh hasrat
Ku dongkrak
hebat remukkan hasrat
tak bersarat..
Dan kubiarkan
remuk menjadi puing-puing
yang berserakan...
Menerbanglah....
Menghempas lirih
bersama semilir sang
malam..
Kan ku
heningkan cipta selaksa
jasamu kenalkanku pada
cinta...
By
: Pa. RAFD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar